Sistem parlementer

Sistem Parlementer: Pengantar Singkat

Sistem parlementer adalah salah satu bentuk pemerintahan yang paling umum di dunia, di mana ciri utamanya terletak pada hubungan erat antara cabang eksekutif (pemerintah) dan legislatif (parlemen). Berbeda dengan sistem presidensial, eksekutif di sini tidak dipilih secara terpisah oleh rakyat, melainkan muncul dan bertanggung jawab kepada parlemen.

Bagaimana Cara Kerjanya?

Dalam sistem ini, kepala pemerintahan (sering disebut Perdana Menteri, Kanselir, atau Premier) adalah pemimpin partai mayoritas atau koalisi partai yang memenangkan kursi terbanyak di parlemen. Ia dan kabinetnya harus mendapatkan dan mempertahankan kepercayaan dari parlemen.

Parlemen memiliki kekuasaan untuk menjatuhkan pemerintah melalui mosi tidak percaya jika pemerintah kehilangan dukungan mayoritas. Sebaliknya, kepala pemerintahan juga memiliki hak untuk membubarkan parlemen dan menyelenggarakan pemilihan umum dini, seringkali untuk mengatasi kebuntuan politik atau mencari mandat baru dari rakyat.

Sementara itu, kepala negara (biasanya seorang raja atau presiden seremonial) umumnya memiliki peran simbolis atau seremonial, terpisah dari kekuasaan politik sehari-hari. Kekuasaan eksekutif riil berada di tangan Perdana Menteri dan kabinetnya.

Kelebihan:

  1. Fleksibilitas dan Responsivitas: Pemerintah dapat dengan cepat menyesuaikan kebijakan karena dukungan dari parlemen biasanya sudah terjamin, memfasilitasi pembuatan keputusan yang lebih cepat.
  2. Akuntabilitas yang Jelas: Karena pemerintah bergantung pada dukungan parlemen, akuntabilitasnya kepada perwakilan rakyat menjadi sangat tinggi.
  3. Penyelesaian Konflik: Mekanisme mosi tidak percaya dan pembubaran parlemen menyediakan cara untuk menyelesaikan kebuntuan politik.

Tantangan:

  1. Potensi Ketidakstabilan: Terutama dalam sistem multipartai dengan koalisi yang rapuh, sering terjadi pergantian pemerintahan jika koalisi bubar atau tidak stabil.
  2. Dominasi Eksekutif: Jika satu partai memiliki mayoritas kuat di parlemen, eksekutif bisa menjadi sangat dominan dan parlemen kurang efektif dalam mengawasi.

Secara keseluruhan, sistem parlementer adalah model pemerintahan yang dinamis, menekankan kolaborasi dan akuntabilitas antara cabang eksekutif dan legislatif. Keberhasilannya sangat bergantung pada budaya politik, kekuatan partai, dan kemampuan para pemimpin untuk membangun konsensus.

Exit mobile version