Partai Kebangkitan Bangsa (PKB): Jembatan Politik Nahdlatul Ulama
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) adalah salah satu kekuatan politik penting di Indonesia yang lahir dari rahim Nahdlatul Ulama (NU). Sebagai wadah aspirasi politik warga Nahdliyin dan seluruh elemen bangsa, PKB mengusung nilai-nilai keislaman moderat, kebangsaan, dan kerakyatan.
Didirikan pada 23 Juli 1998 di tengah gelombang Reformasi, PKB diprakarsai oleh tokoh-tokoh NU, termasuk K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), K.H. Mustofa Bisri, K.H. Ma’ruf Amin, dan lainnya. Visinya adalah mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, dengan menjunjung tinggi nilai-nilai Islam rahmatan lil ‘alamin (rahmat bagi seluruh alam). PKB menekankan pentingnya persatuan nasional, demokrasi, dan pemberdayaan ekonomi rakyat kecil.
Sejak kelahirannya, PKB telah aktif berpartisipasi dalam setiap Pemilihan Umum dan kerap menjadi bagian dari koalisi pemerintahan. Basis massanya kuat di kalangan pesantren, pedesaan, dan masyarakat Nahdliyin, terutama di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Di bawah kepemimpinan Muhaimin Iskandar sebagai Ketua Umum, PKB terus berupaya memperjuangkan isu-isu kesejahteraan sosial, pendidikan, kesehatan, serta hak-hak minoritas. Partai ini dikenal dengan gaya politik yang merakyat dan berani menyuarakan aspirasi dari akar rumput.
PKB bukan sekadar partai politik, melainkan representasi dari semangat kebangsaan yang religius dan inklusif. Dengan rekam jejak yang panjang dalam menjaga stabilitas politik dan memperjuangkan kepentingan rakyat, PKB tetap menjadi pilar penting dalam lanskap demokrasi Indonesia. Peranannya dalam menyelaraskan nilai-nilai agama dengan prinsip-prinsip demokrasi modern menjadikannya unik dan relevan di tengah dinamika politik Tanah Air.