Feminisme di Era Modern: Masih Relevankah?
Feminisme, sebuah gerakan yang memperjuangkan kesetaraan gender, telah menorehkan sejarah penting, mulai dari hak pilih, pendidikan, hingga kesempatan kerja bagi perempuan. Namun, di era di mana banyak negara telah memiliki undang-undang kesetaraan dan perempuan menduduki posisi-posisi penting, muncul pertanyaan: masih relevankah feminisme?
Pandangan bahwa feminisme sudah tidak relevan seringkali muncul dari observasi terhadap kemajuan nyata. Perempuan kini bebas memilih karir, mengenakan pakaian yang mereka inginkan, dan memiliki suara dalam politik. Secara hukum, di banyak tempat, diskriminasi gender telah dilarang. Bagi sebagian orang, seolah-olah perjuangan feminisme telah usai.
Namun, melihat lebih dalam, relevansi feminisme modern justru semakin kentara. Kesetaraan legal tidak selalu berarti kesetaraan substansial. Kesenjangan upah (gender pay gap) masih menjadi realitas global. Kekerasan berbasis gender, seperti kekerasan dalam rumah tangga dan pelecehan seksual, tetap merajalela. Representasi perempuan di posisi kepemimpinan politik dan korporat masih jauh dari proporsional, dan beban ganda perempuan dalam pekerjaan domestik serta pengasuhan anak seringkali tidak diakui atau dihargai.
Feminisme modern juga semakin inklusif, menyadari bahwa pengalaman ketidaksetaraan tidak sama bagi semua perempuan (konsep interseksionalitas), memperjuangkan hak-hak perempuan dari berbagai latar belakang suku, agama, dan orientasi seksual. Lebih dari itu, feminisme kini juga berupaya membongkar norma gender yang merugikan baik laki-laki maupun perempuan, mendorong masyarakat yang lebih adil dan setara bagi semua.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa feminisme di era modern bukan hanya relevan, tetapi esensial. Fokusnya telah bergeser dari sekadar hak legal menjadi kesetaraan substansial dalam segala aspek kehidupan. Ia adalah alat untuk terus menantang ketidakadilan yang tersisa, membongkar bias yang tersembunyi, dan membangun dunia di mana potensi setiap individu, tanpa memandang gender, dapat terwujud sepenuhnya.